Saturday 24 November 2012

Pantun Madura 2012

Pantun Terbaru

Oleh Ubay KPI

Angin ngeroduk tak masteh ojhen
Yeh mon ojhen ken le depak ke wektonah
Mikol landuk benni gun coma begien
Ken derih lambek korang pangeterronah


Manceng odeng nyareh ke oloh
Tojuk e budih mareh bennyak ollenah
Lamon bugheng le' marah jhe' ketoloh
Mareh tak sossa dhe' budih arenah

Satu Lagi, Siswa Terbaik Kalbar Go Internasional


Satu Lagi, Siswa Terbaik Kalbar Go Internasional

Oleh Ubay KPI

Kalbar tiada hentinya mencetak generasi berpotensi dan berkualitas. Setelah beberapa tahun lalu Kalbar melalui siswa terbaiknya mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional melalui sains, kini muncul kembali satu siswa terbaik Kalbar yang go internasional.
Kali ini dari bidang debat bahasa Inggris. Sayyid Habibullah siswa SMAN 3 Pontianak akan mewakili Indonesia di debat bahasa Inggris tingkat dunia yang akan digelar di Turki 27 Januari tahun 2013 mendatang.
Sayyid Habibullah sebalum ditetapkan menjadi wakil Indonesia telah melalui beberapa tahapan. Pertama seleksi tingkat provinsi yang menempatkan dirinya di peringkat tiga besar. Di tingkat nasional ia berhasil masuk di peringkat 7 pada seleksi pertama. Di seleksi kedua ia memperbaiki prestasi dengan menempati peringkat 3 nasional.


SAYYID HABIBULLAH (tengah) menjadi terbaik ketiga tingkat nasional debat bahasa Inggris. Prestasi tersebut sekaligus dirinya akan menjadi wakil Indonesia di Turki Januari mendatang. Rabu (21/11) kemarin memenuhi undangan Dinas Pendidikan Kalbar. Disambut Kabid SMA/SMK, Marjono (dua dari kiri), Habibullah diberikan dukungan semangat sekaligus tali asih dari pemerintah provinsi Kalbar. FOTO: Ubay KPI
Selain Habibullah, tiga siswa yang akan mewakili Indonesia di ajang debat bhasa Inggris tingkat dunia yakni Ida Ayu dari Jakarta, Ratna Paramita dan Karisa Putri dari Bali.
Keempat siswa tersebut sebelum berangkat ke Turki akan menjalani pembekalan selama dua bulan di Jakarta dengan pembimbing salah satu dosen dari Universitas Indonesia.
Rabu (21/11) siang kemarin, Sayyid Habibullah bersama pembimbing club bahasa Inggris dan guru SMAN 3 Pontianak menyambangi Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat. Ketiganya disambut oleh Kabid SMA dan SMK, Drs Marjono Asan dan beberapa stafnya. Rencananya kehadiran Sayyid Habibullah akan disambut oleh Kadis Pendidikan Provinsi Kalbar, namun karena saat bersamaan ada rapat mendadak di luar kantor. Maka Akim meminta Kabid menemui tamu kebanggaannya tersebut.
Kehadiran Habibullah bukan karenanya semata kemauannya, namun karena undangan dari pihak Dinas Pendidikan.
Marjono kepada Borneo Tribune kemarin menyampaikan bahwa dinas tetap memiliki tanggung jawab terhadap murid berprestasi yang ada saat ini. Termasuk kepada Habibullah. Meski sebenarnya dalam keterwakilannya menuju Turki menjadi tanggung jawab pusat. Namun pemerintah provinsi melalui Dinas Pendidikan tetap akan memberikan support dan perhatian.
“Prestasi ini tak langsung muncul di tingkat nasional, namun berawal dari bawah. Dari Pontianak ke Kalbar, dari Kalbar ke Indonesia, dan semoga putra terbaik kita ini mampu mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia,” ujarnya.
Pada kesempatan kemarin, selain memberikan dukungan dan nasihat, Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar juga memberikan tali asih atas keberhasilan Habibullah menjadi siswa terbaik ketiga se Indonesia. Tali asih yang diberikan berupa uang tunai senilai Rp 4 juta. “Ini jumlahnya tak seberap, jangan dilihat dari nilainya, namun jadikanlah sebagai motivasi,” ujar Marjono yang didampingi ibu Veronika dan bapak Komar di ruangan Kabid SMA/SMK.
Selain itu, Marjono juga menambahkan Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar tetap membuat list nama-nama siswa berprestasi dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Nama-nama tersebut akan disampaikan ke Gubernur Kalbar. “Biasanya di bulan Desember ada pemberian tali asih dari Gubernur, namun tidak tahu pada tahu ini ada atau tidak. Namun tetap kami sampaikan nama-nama yang telah mengharumkan nama Kalbar,” ujarnya.
Sayyid Habibullah usai pertemuan singkat kemarin saat dikonfirmasi mengenai persiapan sebelum ke Turki menyatakan, modul pembelajaran telah diberikan oleh pembimbingnya di Jakarta. Meski berada di Pontianak dalam beberapa hari ini, dirinya terus belajar.
Direncanakan, Habibullah akan berangkat mengikuti pembekalan pada akhir November bulan ini. “Sekitar tanggal 25 saya suda berangkat lagi ke Jakarta untuk pembekalan selama dua bulan,” ujarnya.
Mengenai proses belajar di sekolah, Habibullah mengatakan telah mendapat izin mengikuti event tersebut bahkan pihak sekolah sangat mendukung. “Sekolah sudah memberi izin, dan saya akan fokus dulu ke event ini untuk sekolah, Kalbar, dan Indonesia,” ujarnya.

Monday 19 November 2012

WK Aming

Yuk, Santai di Warung Kopi Aming

Oleh Ubay KPI

Anda orang luar Kota Pontianak, atau warga Pontianak tapi masih bingung mecari lokasi santai sekedar untuk menikmati waktu luang. Atau pagi-pagi ingin menikmati suasana udara pagi dengan segelas kopi?
Jangan bingung, bertandang saja kawasan Jalan Gajah Mada. Masuk ke Jalan Setia Budi, dan menyusuri lorong kecil Jalan H. Abbas. Anda akan menemukan warung kopi kecil dengan nuansa ketenangan.
Yah, sepi dari hiruk pikuk kendaraan, palingan yang ada hanya riuh pembicaraan pengunjung di warung kopi itu saja.
Tak hanya warung kopi saja yang bisa anda niikmati di sana. Namun makanan ringan juga bisa anda cicipi. Dan yang hobi searching internet atau melakoni pekerjaan yang membutuhkan jaringan internet. Anda juga bisa kerjaan di warung kopi itu.
Asli, anda akan dimanjakan dengan pelayanan yang baik, ramah dan sopan. Nyaman dan tenang. Yang pasti, anda merasakan nikmati kopi Aming yang beda dengan rasa kopi lainnya. Sebab kopi Aming diproduksi sendiri dengan khas dan penuh nikmat.

Friday 16 November 2012

Kompon Gelar 47 Lukisan Budaya


Kompon Gelar 47 Lukisan Budaya

Oleh Ubay KPI

Komunitas Pelukis Pontianak yang disingkat dengan “Kompon” menggelar sebanyak 47 lukisan di ruangan dekat pintu masuk Hotel Aston Pontianak. Gelar lukisan tersebut mengangkat tema budaya yang diikuti oleh sebanyak 21 pelukis dari berbagai daerah di Kalbar.
Gelar lukisan dimulai sore kemarin dengan acara seremonial pembukaan. Ragam lukisan dipajang di berbagai sudut loby hotel berbagai ukuran.
PENGUNJUNG LUKISAN berasal dari sekolah swasta di Kota Pontianak menyaksikan lukisan pemandangan karya Nauval. Kelima pelajar tersebut selain ingin menyaksikan lukisan juga menjalankan tugas sekolah. Jumat (16/11) sore. FOTO: Ubay KPI

Orang yang dituakan di Kompon Suparman saat ditemui usai pembukaan kemarin sore menuturkan, gelar lukisan merupakan kali kedua dilakukan oleh Kompon di tahun 2012. Latar belakang melakukan gelar budaya ini yakni upaya dalam menggiatkan dan meningkat semangat para seniman lukis dalam menampilkan karyanya. Bersamaan dengan rencana itu, Hotel Aston berminat untuk bekerjasama.
“Kebetulan Hotel Aston berminat, sekalian kerjasama. Meski Hotel Aston menetapkan lukisan bertema budaya, namun banyak lukisan yang tidak sesuai. Sebab naluri pelukis tidak sama. Akan tetapi, banyak juga lukisan yang sesuai dengan tema,” ujarnya.
Suparman menambahkan, gelar lukisan terbuka untuk umum dan mengenai waktu masih belum ditentuukan. Pada pameran sebelumnya, di lokasi yang sama gelar lukisan bisa sampai dua bulan. Akan tetapi menurut Suparman untuk gelar lukisan kali ini tergantung dari pihak hotel.
Saat ditanya soal peluang bisnis lukis, Suparman mengatakan untuk di Kalbar masih sangat kecil. Diperlukan korektor dan curator untuk membangun infrastruktur tersebut. Seperti halnya dari ibukota Jakarta. Sehingga lukisan dapat dilirik oleh banyak orang.
“Infrastruktur itulah yang ingin kami kejar saat ini agar lukisan dapat menjadi peluang bisnis besar,” ujar Suparman.
Banyak sekali pelukis yang ada di Kalbar. Hanya saja pada kesempatan ini baru 21 seniman lukis yang ikut.
orang yang bisa disapa Bang Man ini juga menyebutkan, regenerasi seniman lukis sudah banyak bermunculan saat ini. Hal itu muncul dari berbagai sanggar dan sebagian dari anak-anak seniman itu sendiri.
Bang Man juga mengeluhkan belum diliriknya para seniman lukis yang ada di Kalbar oleh pihak pemerintah. Ia mengatakan bukan merasa kurang duperhatikan. Namun sepertinya seniman lukis kurang dipandang oleh pihak pemerintah.
Hasil pantauan Borneo Tribune sore kemarin. Sudah ada pengunjung yang menyaksikan gelar lukisan di Hotel Aston. Seperti dari anak-anak sekolah dan warga umum. Mereka menyaksikan lukisan yang dipanjang dengan sedikit beraudiensi dengan pelukisnya langsung.
Tak hanya itu, setiap lukisan juga memejeng nama pelukis, dan juga bandrol harga. “Kalau ada yang berminat tetap kita jual,” ujar salah satu pelukis, Aziz.

“Bongkar”

Sutarmidji

“Bongkar”

Oleh Ubay KPI

“Bongkar”.
Itulah kata yang dilontarkan Walikota Pontianak, Sutarmdiji menanggapi pertanyaan wartawan terkait pembangunan pasar Flamboyan. Bongkar maksudnya pemerintah Kota Pontianak tetap akan membongkar lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di tepian Jalan Pahlawan.
“Saya pasti bongkar semua lapak PKL yang ada di Jalan Pahlawan, bila lapak sementara sudah jadi,” ungkap Midji dengan nada tinggi menjawab pertanyaan wartawan, Kamis (15/11) pagi kemarin usai melepas peserta pawai akbar peringatan 1 Muharrom 1434 Hijriyah di depan kantor Walikota Pontianak.
Pembangunan lapak sementara di dalam pasar sudah dikerjakan. Dalam waktu sebulan pengerjaan tersebut diyakini Sutarmidji sudah selesai. Sehingga siap untuk gunakan seluruh pedagang pasar Flamboyan.
“Tak ada lagi PKL di tepi jalan,” kata Midji.
Pernyataan-pernyataan tegas Sutarmidji tersebut dilontarkan terkait audiensi yang dilakukan pedagang pasar Flamboyan beberapa waktu lalu. Penertiban lapak PKL dimaksudkan untuk keindahan pasar dan tata ruang kota.
Pemerintah Kota Pontianak telah menetapkan, Kamis (15/11) kemarin merupakan hari terakhir bagi pedagang untuk mendaftar mendapatkan lapat di dalam (los) pasar. “Hari ini (kemarin) terakhir pendaftaran bukan pembongkaran,” timpalnya.
“Mulai lapak sementara sudah jadi, tak ada lagi PKL di Jalan Pahlawan. Tetap akan saya bongkar,” tambahnya.

26 Anggota Dewan Mangkir Paripurna


26 Anggota Dewan Mangkir Paripurna
Joni: 11 Anggota yang Bolos

Oleh Ubay KPI

Dari jumlah 45 anggota DPRD Kota Pontianak, ada 26 anggota dewan tak hadir pada Rapat Paripurna yang digelar di Ruang Paripurna DPRD Kota Pontianak. Senin (6/5) siang kemarin.

Rapat paripurna yang mengagendakan pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Kota Pontianak terhadap Raperda Kota Pontianak tentang APBD Kota Pontianak tahun anggaran 2013 dan tujuh buah Raperda Kota Pontianak tersebut, hanya diikuti 19 anggota dewan termasuk tiga wakil ketua yang terdiri Arif Joni, Eka Kurniawan, dan Herri Mustamin.
Sedangkan Ketua DPRD Kota Pontianak, Hartono Azas tidak hadir sehingga moderator rapat paripurna dipimpin oleh Arif Joni Prasetyo.
Wakil-wakil rakyat yang hadir dalam paripurna kemarin sesuai daftar hadir rapat yakni Tan Lie Hian, Khouw Khiok Miang,Nanang Setia Budi, Anwar Ali, Simon Saragi, Alpian Aminardi, Sugiri Aswat, David Maryansyah, Dominica, Ikhsan Syamsi, Pramono Tripambudi, Widodo, Rudi Hartono, Bujang Barlian, M. Safi'un, dan M. Fauzie.

Tiga wakil ketua DPRD Kota Pontianak yakni Herri Mustamin, Eka Kurniawan, dan Arif Joni Prasetya tak mengisi daftar hadir.
Namun, usai rapat Pimpinan Sidang yang juga Wakil Ketua, Arif Joni membantah peserta rapat hanya berjumlah 19 orang selain tiga wakil ketua.
“Ada 34, sudah kami hitung. Hanya ada 11 anggota yang tak hadir,” ujarnya.
Terkait bolosnya sejumlah anggota dewan tersebut, Arif Joni mengatakan telah memberitahu kepada seluruh frkasi terkait agenda pandangan umum fraksi terkait RAPBD dan tujuh Raperda.
Ketidakhadiran Ketua DPRD Kota Pontianak Hartonio Aza juga tak lepas dari cecaran awak media. Aza tak hadir dalam paripurna kemarin sehingga yang memimpin sidang Arif Joni.
Terkait hal itu, Arif Joni menjelaskan Hartono Azas sedang ke Jakarta memenuhi undangan penyampaian keputusan Menteri Keuangan. “Undangan itu memang tidak boleh diwakilkan, sehingga Pak Azas harus berangkat,” ungkap Joni.
Pada pandangan umum fraksi terkait RAPBD tahun 2013 dan 7 Raperda yang diusulkan, seluruh fraksi tak ada yang membantah. Secara kesuluruhan fraksi mendukung dengan sedikit catatan. Seperti PAN yang menyoroti pelayanan PDAM dan PPP tentang tata kota.
Arif Joni usai rapat kepada wartawan memaparkan, hasil pandangan umum fraksi tinggal menunggu jawaban dari kepala daerah yang diagendakan jawaban tersebut akan dipaparkan pada 7 November mendatang. “Khusus Raperda nanti akan dilanjutkan dengan rapat kerja bersama antara eksekutif dan legislative,” ungkapnya.
Mengenai RAPBD tahun 2013 Joni yakin akan rampung pada akhir November mendatang. Sedangkan mengenai Raperda Joni memandang lebih pada penyempurnaan Raperda sebelumnya.

Prestasi PON Kalbar pada PON XVIII Riau

Kontingen Kalimantan Barat pada PON XVIII di Riau mampu membawa pulang enam medali emas, minus empat dari target semula.
Meski demikian, Kalbar telah mampu mencapai target prestasi tingkat nasional. Dari peringkat 21 pada PON XVII di Kaltim, Kalbar memperbaiki peringkat ke posisi 16 nasional.
Enam medali emas PON XVIII Riau yang diraih Kalbar yakni dari cabang anggar dan angkat berat masing-masing dua emas, tarung derajat dan biliar masing-masing satu emas.
Berikut dua foto kontingen Kalbar saat kedatangan di bandara Riau.


Ketua KONI Kalbar, Syarif Machmud Alkadrie menyambut kedatangan atlet Kalbar
di pintu masuk bandara dari arah landasan.

Terlihat, kedatangan kontingen disambut dengan adat budata Melayu.



REI EXPO 2012, Agen Properti Terpercaya

Pontianak menjadi salah satu kota penyelenggara REI EXPO 2012 yang serentak dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia.
Dipercayanya REI Kalbar sebagai penyelenggara dapat dipandang sebagai suatu nilai plus di mata REI Pusat. Bahwa REI Kalbar berhasil dalam melaksanakan tugas sebagai agen properti.
Selain promosi properti, pada REI EXPO yang dipusatkan dilantai II Ayani Mega Mall Pontianak ini, REI Kalbar juga melakukan seleksi kepada pemuda-pemudi untuk menjadi Duta REI Kalbar. 
Selama dua Periode ini, di bawah kepemimpinan H. Sukir, REI Kalbar dalam beberapa tahun terakhir memberikan sumbangsih yang besar terhadap PAD Kalbar, khususnya Kota Pontianak. Bahkan di Kota Pontianak, BPHTB dari properti menjadi penyumbang terbesar terhadap PAD Kota Khatulistiwa.
Berikut dua foto pada pelaksaan REI Expo 2012 di Kalimantan Barat.

Suasana usai pembukaan yang dihadiri Walikota Pontianak, Sutarmidji. Dengan design lokasi yang apik,
dapak menarik pengunjung. Hal itu tak lepas dari peran Bank BRI yang menjadi sponsor utama.


Seorang penjaga stand pameran menawarkan produknya kepada pengunjung.

Makian Pembaca Blog


Catatan Anak Desa

Makian Pembaca Blog

Oleh Ubay KPI

Posting tulisan, baik catatan harian, ringkasan buku, berita pribadi, dan cerita-cerita sudah menjadi kebiasaan saya sejak akhir tahun 2010. 
Aktifitas itu saya lakukan hanya untuk mengisi waktu kosong. Sekaligus untuk berbagi informasi kepada pengunjung dunia maya yang kebetulan kesasar ke blog saya. Pada mula hanya iri pada salah seorang dosen yang memiliki blog pribadi. Dari situlah saya coba membuat blog pribadi dengan otodidak. Tanpa belajar pada seseorang. Yang saya lakukan hanya mencari panduan di internet melalui blogger lain.
Satu, dua, tiga, puluhan, hingga lebih seratus postingan tulisan saya di blog belum ada satu pun yang komen. Hingga akhirnya baru di awal tahun 2012, ada beberapa pengunjung yang nitip koment di salah satu postingan.
Bahagia sekali pada awalnya. Sebab komen itu berupa sanjungan. Ada pula yang menambahkan, ada juga yang sekedar kenalan untuk tukat link. Hingga akhirnya ada cacian.
Kaget sekali, sebab setiap komentar terbaru tampil di layar awal blog saya. Aneka macam cacian itu. .........
Saya coba tidak emosi terhadap cacian itu. Bahkan saya sempat balas dengan ucapan terima kasih atas koreksinya.
Feeling saya atas cacian itu adalah ketidakpuasan pembaca terhadap tulisan. Mungkin, orang itu sedang mencari tugas kuliah hingga masuk ke blog saya. Namun setelah melihat isi postingan itu tak menemukan jawaban atas ãą yang ia cari.
Komen itu ada di salah satu postingan tentang jurnalistik. Pada postingan itu saya hanya memberikan gambaran umum tentang sebuah buku berjudul ......m...
Saya memang tak merinci secara detail isi buku tersebut. Dari postingan itu saya hanya menuliskan sedikit catatan serta daftar isi pada buku tersebut. Mungkin, mereka mengira di postingan itu akan menjawab akan ia cari. Namun hasilnya nihil. 
Saya sengaja pada postingan itu mengarahkan pembaca untuk membeli buku yang saya maksud. Agar mereka leluasa mencari jawaban. 
Sebenarnya postinganyang diberi judul sesuai judul buku tersebut tak hanya pada buku itu. Namun banyak sekali nama-nama buku yang posting. Hampir ada 20 judul buku yang saya posting. Kesemuanya merupakan buku-buku yang saya miliki. Dari semua itu 90 persen adalah buku jurnalistik. Pada postingan itu saya beri title referensi.
Komentar berisi cacian itu tetap saya pertahankan. Ada sekitar tiga komentar dari satu orang. Tak satu pun saya hapus. Saya harus berani melakukan itu untuk fair. Meski cacian itu datang, saya tetap lanjut blogging. Tak pupus saya dihantam oleh cacian itu. Blogging tetap jalan. Bahkan, pasca itu saya melihat visitor pengunjang saya semakin meningkat. 
Bukan mau dipuji. Melalui blog itu, kadang ada email nyasar ke saya menanyakan sesuatu yang belum pengunjung ketahui. Dikarenakan tidak ditemukan di blog. 
Bahkan, melalui blog itu juga, saya semakin punya tempat ber-ekspresi untuk melampiaskan hasrat tulis atau sekedar menjejerkan foto pada postingan terbaru. Toh, ada juga yang mampir.
Share ke FB merupakan rutinitas saya bila ada postingan terbaru. Tujuannya barang kali ada yang sudi mampir.
Sebagai wartawan, blog bagi saya adalah media kedua setelah media tempat saya bekerja. Kerap berita saya tak naik cetak di koran. Namun saya tak pusing agar tulisan itu tetap sampai ke pembaca. Alternatifnya terbitkan di blog. Sama-sama terbit dan dibaca. Namun bedanya itu gratis dan tak dibayar.
Setelah cacian itu. Saya semakin siap akan segala resiko ke depan terkait blog. Enjoy dan tak perlu minta ªªf  bila kemudian hari ada yang salah.

Thursday 15 November 2012

Karapan Sapi dan Sapi Sonok


Karapan Sapi dan Sapi Sonok

Oleh Subro


Karapan sapi merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur.

Hiburan rakyat ini berawal dari seorang raja Sumenep yang bernama Raden Temor bergelar Raja Socadiningrat III yang merasa simpati kepada ketekunan para petani dalam membajak sawahnya.
Ketika Raden Temor diangkat menjadi Raja Sumenep, seluruh rakyat sangat mendukung dengan suka cita dan sungguh-sungguh. Sang Raja kemudian berkeinginan memakmurkan hidup dan memberi kebahagiaan kepada rakyatnya.
Untuk tujuan mulianya itu selanjutnya beliau melakukan perjalanan ke seluruh negeri untuk melihat keadaan rakyatnya secara langsung dan sambil memikirkan sesuatu untuk mereka.

Suatu hari mulailah Sang Raja melakukan perjalanan keliling ke segenap penjuru Madura dengan dikawal oleh Senapati Sumenep, Banyak Tantra, dan diiringi oleh sepasukan kecil bayangkara. Sang Raja mengendarai kereta kerajaan yang ditarik oleh seekor kuda yang gagah.
Desa dan kota dikunjungi satu persatu. Setelah cukup jauh berjalan, dan Raja terkagum-kagum melihat kerja keras rakyatnya yang tak kenal putus asa dalam menghadapi kesulitan hidupnya. Raja juga bertemu dengan beberapa orang rakyatnya. Bahkan Raja juga membangun perkemahan yang letaknya di batas desa agar bisa melihat rakyatnya lebih dekat.

Setelah beristirahat malamnya, maka pada pagi harinya Raja mengajak Senapati kembali berjalan-jalan dengan menunggangi kuda. Dalam perjalanannya dengan berkuda Raja tertarik ketika melihat sebagian penduduk sedang mengolah tanahnya menggunakan bajak yang ditarik oleh sepasang sapi yang kuat. Kebetulan ketika itu akhir musim kemarau. Tidak cukup hanya dengan melihat, Raja tampaknya ingin naik di atas bajak yang ditarik sapi tersebut.
Ketika sedang asik berkuda sambil melihat-lihat keadaan rakyatnya, Raja tiba-tiba melihat seekor sapi yang lepas. Sapi itu melintasinya dan berlari dengan cepat. Dibelakangnya pemilik sapi itu mengejar dengan menunggangi kuda. Melihat pemiliknya kesulitan menangkap sapi itu, maka Raja ikut membantu mengejarnya dengan berkuda sampai dapat. Setelah Raja dan Senapati mencoba dan merasakan membajak sawah,  serta melihat kecepatan sapi itu berlari, Raja kemudian berfikir betapa lambat sapi itu berjalan dengan membawa bajak tetapi alangkah cepatnya sapi itu berlari tanpa membawa bajak.

Raja juga berfikir betapa pekerjaan membajak itu lama-lama membosankan, dan untuk itu para petani juga perlu hiburan.
Selanjutnya raja berfikir membuat semacam pacuan sapi dengan tidak menyertakan mata bajak, cukup dengan memakai kleles (tempat kusir bediri).
Awalnya Raja mencoba mengadu kecepatan dengan Senapati. Para rakyat yang melihat pun takjub dengan permainan itu. Bahkan banyak dari mereka yang ingin mencobanya.
Setelah dilihat banyak peminatnya, Raja kemudian mengumpulkan penduduk dan juga para pengawal. Kemudian Raja menginstruksikan agar selain bekerja rakyat juga harus mendapat hiburan. Maka jadilah hiburan itu, Karapan Sapi. Karapan berasal dari kata Korab yang dalam bahasa Madura berarti pekerjaan mengolah tanah, atau membajak tanah. Kemudian Raja juga meminta persetujuan rakyatnya agar hiburan ini dilakukan setelah musim membajak usai. (Disarikan dari buku: Cerita Rakyat MADURA, Asal Mula KARAPAN SAPI di Madura. Penulis, Yuliadi Sukardi. CV Pustaka Setia Bandung. 2006).
Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu, kleles (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di kota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden. Di Kalimantan Barat karapan sapi pernah juga diadakan walaupun tidak semeriah di Pulau Madura.
Kerapan sapi didahului dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan diiringi gamelan Madura yang dinamakan saronen. Babak pertama adalah penentuan kelompok menang dan kelompok kalah. Babak kedua adalah penentuan juara kelompok kalah, sedang babak ketiga adalah penentuan juara kelompok menang. Piala Bergilir Presiden hanya diberikan pada juara kelompok menang. Harga sapi yang menang kemudian melonjak tinggi, bahkan belipat ganda tetapi pemiliknya kebanyakan enggan menjualnya. Karena secara sosial pemilik sapi karapan akan naik status sosialnya.
Sehari sebelum karapan sapi diadakan, biasanya juga diadakan lomba kontes sapi sonok. Perlombaan sapi sonok ini cukup menarik perhatian penonton. Sapi-sapi yang dilombakan adalah sapi betina yang seluruh tubuhnya diberi hiasan atau semacam pakaian bangsawan.
Kalau sapi-sapi betina mampu berlenggak-lenggok atau bahkan seperti berjoget bak permaisuri, akan diberikan skor penilaian yang tinggi. Tetapi, penilaian yang lebih penting justru pada bagian akhir perlombaan, saat sapi-sapi tersebut diharuskan memasuki sebuah ruangan cermin. Banyak sapi yang takut memasuki ruangan cermin, makanya banyak yang gagal menjadi juara. Hanya sapi-sapi yang sudah terlatihlah yang bisa memasuki ruangan cermin tersebut.
Karapan sapi merupakan acara yang prestisius bagi masyarakat Madura, pemilik sapi karapan akan merasa status sosialnya terangkat apabila sapinya bisa menjadi juara. Kejuaraan dimulai dari tingkat Kecamatan dilanjutkan ke tingkat Kabupaten dan diteruskan sampai ketingkat Karesidenan. Sistim perlombaan karapan sapi cukup unik yaitu adanya juara kalah dan menang.
Karapan Sapi awalnya merupakan hiburan bagi para petani yang tekun mengolah (membajak) sawahnya, sementara Sapi Sonok merupakan hiburan bagi para peternak sapi yang dengan gigih merawat sapi-sapinya.
Walaupun awalnya karapan sapi ini dilakukan seusai musim membajak, tapi saat ini perlombaan tersebut sudah menjadi agenda wisata yang bisa dilaksanakan kapan saja.
Karapan Sapi merupakan kontes ketangkasan sapi jantan, sementara Sapi Sonok merupakan kontes kecantikan sapi betina. Pada keduanya terkandung makna yang luhur dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupannya.

Penulis adalah Budayawan Madura dari Kalbar dan Ketua III (Bidang Sosial Budaya) Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) Kalbar.

Jempol Buat Bun


Catatan Anak Desa

Jempol Buat Bun

Saya betul-betul ngacungi jempol buat pacar saya kali ini. Dia menghapus nomor HP mantan pacar saya.
Jempol banget. Andai saja punya sepuluh jempol, saya akan angkat semua untuk dia. Ini betul-betul jempol positif, bukan ngeledek.
Mungkin sebagian orang akan marah atas kelancangan menghapus sebuah kontak tanpa memberi tahu. Tapi bagi saya itu adalah sikap yang harus saya pahami. Saya tidak beranggapan pacar saya cemburu karena menyimpan nomor mantan, sikap dia itu membuat saya berpikir seharusnya memang demikian. Artinya dengan tak punya kontak mantan, saya akan konsen dan lebih serius pada pacar sekarang. Sebab, bisa jadi iseng-iseng tanpa sepengetahuan pacar saya akan hubungi si mantan. Wah itu sangat bahaya sekali. 
Karena bisa jadi kenangan itu akan diulang kembali alias CLBK dengan sang mantan. 
Bagi saya, menghapuas kontak itu adalah sebuah pendidikan dalam sebuah menjalin hubungan. Terlebih lagi ketika kita ada janji serius hingga janur melengkung menjadi saksi.
Alasan pacar saya menghapus kontak itu karena saya beri nama "Zaujati". Kata pacar saya, kalau dikasi nama orangnya tak masalah. Tapi saya tetap menerima dan bahkan saya mendukung me-remove nomor itu. Kalau pun saya ada perlu penting kepada mereka, bisa minta sama-sama kawan-kawannya.
Sebenarnya ada dua nomor si mantan di HP saya, namun yang di-delete hanya satu. Sekalian saja saya delete semua. Bahkan tak hanya itu, nomor mantan yang lain juga saya delete. Ada sekitar tiga nomor mantan yang masih saya simpan. Semua saya delete. Bukan maksud untuk memutuskan komunikasi dan memiliki kenangan pahit. Namun itu adalah sikap menghargai pasangan kita, mendukung apa ia mau selama itu baik dan untuk kelangsungan hubungan. Terlebih lagi hubungan itu untuk ke jenjang selanjutnya!
Toh, sekarang jaman online. Kalau memang ada perlu sangat penting, bisa lewat FB. 
Kenangan tetap kenangan, namun kenangan itu jangan sampai ada di tengah hubungan kita.
Terima kasih Bun, sikapmu mengajarkan saya lebih mencintaimu, menyayangimu, menghargaimu, dan memahamimu.
I Love You, Bun.
Semoga cinta kita dipersatukan oleh Allah dengan janji suci ijab kabul akad nikah, Amin.

Di Kamar Pondok Kelahiran
Sembari Menanti Ibu Bangun untuk Salat Subuh Berjamaah
Kamis, 15 November 2012, Pukul 04.28

Thursday 8 November 2012

Pantun Madura Oreng Pontianak

Pantun Madura Pemilu

Be' Ambe'en Nak Kanak Ngudenah
Nyareh se Ngudeh Jhe' Nyareh se Oben
Oreng Medureh Alumba' se Nai'ah
Tak Enga' kah Adeddeh se Lebur Arembugen

Arte'en dibi' tretan


Medureh Muljeh Klaben Penemmunah
Jhe' Kor Ajelengger Mon Lebedeh
Jhe' Gun Niat Meraje'eh Nyamanah
Tako' Tretannah Tak Kerabet

Mon Sala Pebecce' Tretan
Lamun Bedeh Pantun Toreh Tambaeh

Tuesday 6 November 2012

Korupsi "Produk" Indonesia

Korupsi "Produk" Indonesia

Oleh Ubay KPI 

Sebelum tidur, saya sempat mengotak-atik bebe dan BBM-an bersama teman. Sesekali juga saya membuka link detikcom dan kompas.com untuk melihat update informasi terbaru.
Di sela-sela keasyikan saya membaca artikel ada pesan di BBM masuk. Dari rekan saya di Forkomnas KPI asal Palangakaraya, Dhika Potter akun FB-nya.
Menyampaikan pesan bahwa ia telah mengirim data mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam STAIN Palangkaraya.
Aplikasi FB yang sebelumnya sign in FB pribadi, langsung saya close dan membuka akun organisasi Forkomnas KPI Pusat.
Yah, saya menerima dua pesan di akun tersebut. Pertama dari Imron mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, dan kedua dari Dhika.
Belum sempat saya download lampiran pesan tersebut. Saya hanya ingin memastikan apakah Dhika betul-betul mengirim data itu. Rencananya saya akan mengambil lampiran tersebut melalui notebook besok pagi.
Beberapa saat saya melihat pengajuan pertemanan dari mahasiswa KPI, ada juga yang komentar di status. Saya tak menghiraukan itu semua.
Tangan saya bermain lebih ke bawah menggeser tombol bebe. Menemukan sebuah status panjang dari rekan KPI. status tersebut berjudul Ironi di Negeri Sendiri.
Terus saya geser ke bawah membaca secara lengkap tulisan berisi sebuah perusahaan milik orang non-Indonesia.
Berikut saya sertakan status rekan AdjiProdesign Klik di Sini di akun FB-nya.

IRONI DI NEGERI SENDIRI
-Bangun tidur anda minum apa ?
apa Aqua ? (74% sahamnya milik Danone ,perusahaan Perancis) atau Teh Sariwangi (100% saham milik Unilever Inggris.) Minum susu SGM (milik Sari Husada yg 82% sahamnya dikuasai Numico Belanda).
-Lalu mandi pakai Lux dan
Pepsodent (Unilever,Inggris).
-Sarapan ? Berasnya beras
impor dari Thailand (BULOGpun impor), gulanya jg impor (Gula
ku - Malaysia) . -Mau santai habis makan, rokoknya Sampoerna (97% saham milik Philip Morris Amerika)
.
-Keluar rumah naik motor/ mobil buatan Jepang, Cina,India, Eropa tinggal pilih.
-Sampai kantor/kampus/dll nyalain AC buatan Jepang, Korea, Cina.
-Pakai komputer, hp(operator Indosat, XL,Telkomsel semuanya
milik asing; Qatar, Singapura, Malaysia).
-Mau belanja ? Ke Carrefour,punya Perancis. Kalo gitu ke Alfamart (75% sahamnya Carrefour). Bagaimana dengan Giant? Ini punya Dairy Farm International, Malaysia yg juga Hero.
-Ambil uang di ATM BCA, Danamon, BII, Bank Niaga ,ah semuanya sudah milik asing walaupun namanya masih Indonesia.(Untung ane pake BRI..hehe)
-Bangun rumah pake semen Tiga Roda Indocement sekarang milik
Heidelberg (Jerman) (61,70%). Semen Gresik milik Cemex Meksiko, Semen Cibinong punyanya Holcim (Swiss). Masih banyak lagi kalo mau diterusin. By the way, BB atau HP anda- pun buatan luar
"CUMA KORUPTOR aja yg Asli Produk Indonesia..!!!

Sudah baca semua kawan-kawan?
Anda tentu akan punya pandangan masing-masing terhadap catatan tersebut.
Saya pribadi sendiri betul-betul tidak menyangka bahwa ã
ą yang kita konsumsi dan pergunakan ternyata tak seratus persen masuk ke kas negara. Akan tetapi sebagian masuk ke kantong orang luar negeri.
Sampai air minum pun. Padahal Indonesia negara kepulauan yang melimpah ruah kekayaan airnya. Bahkan air menjadi musibah di beberapa tempat di negeri ini. Termasuk ibukota Jakarta.
Nah, yang paling akhir dari catatan itu bagi saya sangat menarik. Setujukah anda dikatakan demikian?
Mungkin terlalu kejam ya kawan-kawan. Sebab tak hanya Indonesia yang pejabatnya suka makan duit rakyat. Namun di beberapa negara lain juga ada yang sama dengan negeri "Melimpah Loh Jinawi" ini.
Tapi, isu korupsi di pelbagai media saat ini mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Itu tak bisa dipungkiri. Buktinya KPK dan pengadilan masih banyak menyisakan PR akan kasus ini.
Tak lain, pelakunya adalah orang penting di negeri ini. Kalau ndak DPR ya Gubernur, kalau tidak keluarga DPR ya Bupati atau Walikota. Hingga sampai ke tingkat PNS.
Golongan ini yang parah. Sebab mereka-merekalah yang punya peluang untuk korup berjumlah banyak.
Sedangkan di tingkat bawahnya, meskipun ada tentu dengan nominal lebih sedikit.
Yah, korupsi dan koruptor bukanlah sebuah produk. Beda halnya dengan batik yang merupakan karya dan perlu diakui sebagai produk Indonesia. Begitu juga dengan budaya perlu pengakuan cepat untuk dipatenkan menjadi kekayaan dan produk negeri pertiwi ini.
Nah, sekarang maukah negeri ini mengakui KORUPSI/KORUPTOR sebagai produk negeri Indonesia?
Sudah jelas bukan, kalau negeri ini hanya mengakui suatu hal yang baik saja? 

Catatan Menjelang Tidur
Berbaring dengan Sarung Menutup Setengah Badan
Selasa, 6 November 2012
Pukul 02.32 Wib