Tuesday 3 July 2012

Forkomnas, Tantangan Meraih Lebel Resmi


Forkomnas, Tantangan Meraih Lebel Resmi

Oleh Ubay KPI

Tanpa ikut berpartisipasi pada Kongres III Forkomnas KPI yang dilaksanakan di UIN Surakarta, Solo. Yang digelar 30 Juni-3 Juli 2012. Saya merasa ikut bangga dengan keberhasilan Kongres yang berjalan lancar meski harus usai larut malam. Bahkan dini hari.
Saat bersamaan, saya berada di Jakarta untuk suatu urusan. STAIN Pontianak sendiri diwakili oleh tiga mahasiswa. Bambang Eko, Anwar, dan Haris. Mereka bertiga menjadi penyampai aspirasi dari Pontianak.
Pada awalnya saya ingin datang pada kongres tersebut. Saya juga telah sampai ke Semarang dengan maksud menunggu kedatangan tiga rekan saya dari Pontianak di Tanjung Emas. Namun saya harus kembali ke Jakarta.
Saya mengikuti perjalanan kongres hanya melalui telepon seluler. Beberapa kali saya menghubungi kawan yang ada di forum. Bahkan, saya mendengarkan secara live via telepon pembicaraan di dalam forum. Seperti saat usulan Pontianak yang berkeinginan pindah ke wilayah II. Begitu juga bakal calon dipilih. Saya hubungi kawan di dalam forum yang juga kandidat Ketua Umum Forkomnas 2012-2013. Akrin Nur Huda.
Saya mendengarkan suara dalam forum kongres. Dan ada empat bakal calon yang akhirnya hanya tiga calon yang bisa menjadi calon. Ialah Rizal dari UIN Bandung, Maulana Saif dari Unsiq Wonosobo, dan Akrin dari Insuri Ponorogo.
Dari awal saya sudah kontakan via telepon dengan mereka bertiga. Bahkan sempat men-setting ketiganya untuk aklamasi dengan kelapangan dan keterbukaan dari mereka. Namun settingan itu tak bisa, akhirnya ditentukan dengan polling.
Sebelumnya, via telepon juga saya menanyakan akan keinginan yang dicapai bila mereka jadi orang nomor satu di organisasi mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam tersebut. Rata-rata mereka sama, melanjutkan estafet Forkomnas yang sampai saat masih abu-abu tanpa kejelasan statusnya. Serta memperbaiki sistem organisasi yang belum berjalan dengan baik.
Begitu juga dengan kelegalan organisasi. Menurut Rizal di kepungurusan saat ini, Forkomnas KPI harus punya baju, atau dengan kata lain seluruh persyaratan sebagai organisasi setingkat nasional keberadaannya diketahui dan punya cirri dn khas.
Yah, memang menurut pandangan saya kelegalan itu sangat penting. Di kepengurusan yang dipimpin Fathur Ridwan sebelumnya, Forkomnas hanya baru memiliki akte notaries. Bermodal itulah dan semangat kawan-kawan KPI, Forkomnas tahun ini punya nama dan legal. Organisasi “abu-abu” ini memang belum punya nama di tingkat nasional dan warna, maklum saja ini adalah organisasi baru. Akan tetapi, organisasi ini telah berjalan dengan ragam kegiatannya. Termasuk pertemuan nasional yang selalu dilakukan setiap tahun.
Tantangan lain yang dihadapi kepengurusan dan anggota ke depan selain kelegalan, adalah bagaimana berperan serta menentukan kurikulum yang tepat untuk mahasiswa. Sudah menjadi wacana hampir 99 persen perwakilan kampus. Bahwa kurikulum yang diberikan akademik kepada mahasiswa masih berkutat soal kedakwahan. Itu mungkin wajar saja. Sebab KPI rata-rata di Indonesia berada di bawah Fakultas Dakwah. Akan tetapi, bila melihat lagi ke dalam. Banyak kampus yang menggaungkan kompetensi KPI pada jurnalistik, public relation, broadcasting, dan photografi. Namun, isi di dalamnya kebanyakan di kampus-kampus penyelenggara KPI mata kuliah yang mengarah ke bidang itu sangatlah minim sekali.
Saat ini, melalui Kongres III di Solo telah terpilih Ketua Umum yang baru untuk satu setengah tahun ke depan. Mas Rizal dari UIN Bandung. Sekretaris Akrin Nurhuda dari Insuri Ponorogo. Bendahara Dhika dari  STAIN Palangkaraya. Sedangkan Maulana Saif duduk manis di Ketua I Bidang Keorganisasian. Dan saya sendiri yang tak hadir pada Kongres dipercaya oleh kawan-kawan team formatur duduk nungging di Ketua III Bidang Kehumasan. Mungkin saya ada muka-muka humas kali’ ya? Hahahahhaha.
Yah, selama kita yakin berusaha apa yang kita inginkan insya Allah terwujud. Begitu juga dengan organisasi kita ini kawan. Bila kita ingin dan berbuat insya Allah bisa. Yakin kan dengan grup di FB kita tuh “KPI Juga Bisa”. Asyiiiikkkkkkkkkkkkkkkkk.
So, mari kita berbuat dan cepat bergerak. Kalau bukan kita yang memperhatikan, siapa lagi? Ayoooo.
Andai masih jaman penjajah, mungkin kita juga akan sama menggunakan motto “KPI Harga Mati”. Hahahah.
Selamat buat Mas Rizal. Anda ujung  tombak selanjutnya Forkomnas KPI, dan saya yakin, Akrin dan Saif yang nyungsep suaranya saat pemilihan karena sampeyan memborong 25 suara tetap akan mendukung setiap kebijakan dan terobosan. Begitu juga saya yang berada di “Borneo Barat” Pontianak. Akan menjalankan kepercayaan kawan-kawan yang menempatkan saya di kepengurusan.
Dan untuk pengetahuan, bagi saya pribadi. KPI akan tetap ada bersamaku dan dalam jiwaku. Itu pasti. Karena KPI saya jadi begini hidup bisa mandiri. Serta KPI akan terus melekat dalam nama penaku yang telah paten. So, ingat Ubay KPI Semali yah.
Wasaalam.

Di Kost Kawan Daerah Kalimalang Jakarta Timur
3 Juli 2012 pukul 10.00

1 comment:


  1. Situs Judi Poker Online Terpercaya 2020 Server Pkv – Bermain Poker Online Pkv Sama Dengan Anda Bermain Poker Texas Holdem. Permainan judi online poker merupakan salah satu jenis permainan yang tidak ada matinya.

    Semakin lama permainan poker online semakin banyak peminat. Tidak hanya dari kalangan muda saja, tetapi sampai lanjut usia juga masih banyak yang hobi bermain poker online. Dalam permainan kartu poker online banyak keseruan dan kenikmatan tersendiri yang menjadi daya tarik dari games kartu poker.

    Pendaftaran Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :

    » Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
    » ID Telegram : @bolavitacc
    » ID Wechat : Bolavita
    » ID Line : cs_bolavita

    ReplyDelete